Adristi Sahasika - Tempat Baru, Pengalaman Baru


Tanggal 22 Januari 2018, dimulai perjalanan ke Surabaya, Jawa Timur. Kerumunan siswa-siswi angkatan Heksadraga SMA Labschool Kebayoran berkumpul di Stasiun Gambir hingga kereta tiba. Perjalanan menuju Surabaya berlangsung selama kira-kira 6 jam. Pemandangan di luar kereta beralih dari suasana kota metropolitan pada malam hari menjadi pemandangan dataran sawah yang luas saat pagi hari.

Acara studi lapangan ini merupakan pengalaman pertama saya di kota Surabaya dan Malang. Sejujurnya, pada awal saya tidak memiliki harapan yang tinggi dan menganggap bahwa acara yang mesti saya sekedar lewati sebagai salah satu ketentuan bagi saya yang merupakan seorang siswi Labsky. Dengan jadwal acara yang memprioritaskan kepentingan akademik, ekspektasi saya tidak jauh dari kunjungan ke universitas yang satu jalan dengan jurusan saya, dan mungkin penugasan untuk beberapa subjek mata pelajaran sebagai penilaian.

Akan tetapi, kunjungan kami tidak hanya sebatas untuk kepentingan akademik. Ada beberapa acara yang semata-mata untuk hiburan dan menimba pengetahuan. Pengalaman tersebut merupakan pengalaman yang cukup berarti bagi saya. Dari yang pada awalnya tiba di stasiun mengenakan seragam putih-abu dan akhirnya berangkat menuju pesawat dengan cinderamata di tangan.

Jadwal pertama setelah kami tiba di stasiun ialah menuju kompleks TNI AL untuk mengunjungi salah satu kapal perang. Kami menaiki kapal tersebut dan berkeliling, kerumunan anak berseragam bertebaran di permukaan kapal dengan tujuan masing-masing. Ada yang mewawancarai para tentara yang mengawasi kunjungan ini, ada yang memanfaatkan kemegahan kapal dan berfoto-foto di berbagai tempat. Dan ada pula yang tidak melewatkan kesempatan untuk menelusuri kapal perang. Mendapatkan oportunitas untuk mengunjungi dan meletakan kaki di atas kapal perang TNI merupakan pengalaman yang berharga bagi saya.

Pengalaman yang mengesankan lainnya adalah kunjungan kami ke Gunung Bromo. Ketika kami tiba di hotel di Batu Malang, guru-guru menghimbau kepada para siswa untuk beristirahat terlebih dahulu dengan alasan bahwa perjalanan ke Bromo akan dimulai pada jam 11 malam. Oleh karena itu, kami hanya mendapatkan waktu beristirahat 3 jam. Selagi tidur dengan pakaian keberangkatan, kami dibangunkan dan langsung beralih menuju elf. Dan selama di elf kami tidur, karena perjalanan membutuhkan setidaknya 3-4 jam hingga ke rest area di mana jeep kami menunggu.

Ketika kami sampai di tempat persinggahan, suhu udara turun. Walaupun mengenakan jaket, saya tetap kedinginan. Pada akhirnya kami masuk ke dalam jeep, menghiraukan susunan awal karena keterlambatan ini.

Setelah perjalanan menanjak selama 1 jam, kami tiba di kawasan puncak gunung. Jalannya penuh dengan orang-orang yang bergegas turun dari kendaraan mereka, sehingga kami harus turun di tengah jalan. Pada saat itu, hujan sedang turun berintik-rintik. Awalnya tidak seberapa besar hujannya. Karena itu, saya dan sebagian dari rombongan saya hanya mengenakan jaket angkatan (yang cukup tebal) lalu menutupi kepala dengan tudung. Tetapi hujan semakin membesar dan kami pada akhirnya perlu memakai jas hujan yang telah kami persiapkan.

Saya menyalakan senter karena jalanan yang sangat gelap dan basah. Lalu satu persatu kami sampai ke area persinggahan sebelum bergegas ke puncak. Tujuan utama kami berangkat pagi-pagi ialah untuk melihat matahari terbit dari puncak Bromo, akan tetapi pemandangan tersebut tertutup oleh kabut.

Kami bergegas kembali ke jeep dan langsung menuju area kawah. Mungkin karena pakaian kami yang basah atau hembusan angin yang membuat kami kedinginan. Mungkin beberapa dari kami toleran akan suhu yang dingin, tetapi walaupun dengan jaket yang tebal (dan basah) saya tidak tahan dengan hembusan angin yang dingin. Oleh karena itu, saya menetap lebih lama di dalam jeep.

Setelah itu, kami bergerak ke bukit Telletubies. Walaupun cuacanya masih dingin, saya paksakan diri untuk keluar dan mengambil foto. Saya dapat menikmati pemandangan yang indah dan mengambil beberapa foto pemandangan tersebut.

Kunjungan yang mengesankan lainnya itu ketika kami tiba di SMA Selamat Pagi. Sebelum kami datang, saya sudah beranggapan bahwa kami hanya mengunjungi SMA yang serupa. Saat kami mulai masuk, saya berpikir lagi jika kami benar-benar mengunjungi sebuah sekolah dan bukan taman rekreasi. Beberapa tempat di dekorasi seakan area ini merupakan sebuah wahana yang banyak pengunjungnya.

Kami dikumpulkan di sebuah aula dan di sana kepala sekolahnya memutarkan berbicara dan memutarkan video tentang sejarah sekolah ini.

Rupanya sekolah ini merupakan sekolah bagi anak-anak yatim piatu yang dihimpun dari seluruh Indonesia. Seiring berkembangnya waktu, entrepreneurship diajarkan kepada siswa-siswi untuk memulai dan mengelola usaha, menghasilkan uang untuk membiayai beban hidup masing-masing. Dalam kawasan sekolah tersebut mereka membangun Transformer Center sebagai laboratorium. Dalam ‘laboratorium’ tersebut mereka kelola yang dibagi menjadi beberapa sub divisi seperti peternakan, perkebunan, dan perkebunan hidroponik yang pada nantinya akan dijual hasil panennya kepada agennya.

Saya sempat berbincang dengan salah satu muridnya bahwa saat mereka pertama kali masuk, mereka dites secara bakat dan minat lalu pada nantinya mereka dibagi-bagi ke dalam sub-divisi yang berkaitan dengan bakat mereka. Dari itu, mereka saling bekerja sama, satu sekolah, antar angkatan untuk mengelola Transformer Center tersebut.

Yang membuat saya kagum itu cara mereka untuk membiayai diri sendiri. Dengan mudah mereka beralih menjadi pembantu rumah tangga atau seorang anak jalanan. Akan tetapi, mereka memilih untuk menetap dan membangun sebuah usaha yang luar biasa ini. Daripada meminta lebih baik bekerja dan menghasilkan. Mereka mempunyai solidaritas yang berasal dari latar belakang yang sama, untuk mengelola usaha ini dengan profesional. Dari kerja keras mereka, penghasilan tahun kemarin mencapai 25 milyar rupiah.

Kunjungan pada sekolah ini merupakan pengalaman yang berharga bagi saya dan patut menjadi inspirasi bagi semua orang.






Komentar

Postingan Populer