Nabiilah Ronaa S. - Koarmatim: Sebuah Pengalaman Yang Indah
Selamat pagi teman-teman. Pada
kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang beberapa pengalaman yang
saya alami selama menjalani kegiatan akademis SMA Labschool Kebayoran, yakni
Studi Lapangan. Studi Lapangan kali ini tujuannya adalah Surabaya-Malang-Batu.
Kegiatan ini memakan waktu hampir satu minggu, dimulai dari 22 Januari hingga
27 Januari 2018. Namun, pada kesempatan ini saya hanya akan menceritakan satu
pengalaman saja.
Pengalaman yang terus membekas dalam
ingatan saya hingga sekarang adalah ketika kami (saya dan teman-teman
seangkatan) mengunjungi Pusat Komando Armada RI Kawasan Timur. Biasa dikenal
dengan sebutan Koarmatim. Koarmatim sendiri terletak di Dermaga Ujung,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Sekolah kami mengunjungi Koarmatim pada hari
pertama Studi Lapangan. Sesampainya disana, pemandangan yang menyambut kami
adalah sebuah gerbang besar dan diatasnya terdapat semboyan Koarmatim yang
berbunyi “Ghora Vira Madya Jala”. Yang memiliki arti “Ksatria Perkasa Di Tengah
Samudra”.
Selama perjalanan menuju dermaga dimana
terdapat banyak KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) sedang berlabuh. Seorang
tentara Angkatan Laut dengan secara detail, menerangkan kepada kami tentang
Koarmatim secara umum. Mulai dari sejarahnya, siapa panglima Koarmatim
sekarang, bangunan-bangunan yang terletak di dalam kompleks Koarmatim, hingga
beberapa KRI yang saat ini sedang berlabuh. Sesampainya disana, hati saya
tertegun. Betapa besar dan megahnya KRI-KRI tersebut. Yang saya sangat ingat
waktu itu adalah perasaan saya yang ingin cepat-cepat menaiki dan melihat
kapal-kapal tersebut.
Turun dari bus, kami semua
diperintahkan untuk berjalan dengan rapih dan hati-hati dalam menaiki kapal.
Saya dan teman-teman, sesampai diatas kapal diperintahkan oleh para tentara untuk
berbaris rapih agar lebih mudah saat menelusuri kapal. Ketika giliran barisan
saya untuk maju, saking tidak sabarnya saya yang tadinya berada di belakang
barisan, lari maju ke depan. Kami diperintahkan untuk menaiki tangga yang akan
membawa kita ke pusat komando kapal. Di dalam ruangan tersebut banyak sekali
peralatan, tombol, dan peta yang menimbulkan rasa keingintahuan.
Kebetulan ada dua tentara yang sedang
berjaga disana. Saya pun memberanikan diri untuk menanyakan beberapa hal,
seperti cara pengoperasian kapal, teknis-teknis operasi, serta rantai komando
dalam kapal. Tentara itupun menjawab semua pertanyaan dari saya dengan bahasa
yang mudah dimengerti bagi seorang siswa SMA. Hal ini membuat saya semakin suka
dengan tempat ini. Di dalam ruangan tersebut juga, saya dan beberapa teman berhasil
mengambil beberapa gambar dari peralatan yang ada dalam ruang komando kapal.
Setelah keluar dari ruang komando,
saya dihadapkan dengan pemandangan Dermaga Ujung dan sekitarnya yang
dikelilingi oleh laut Jawa Timur yang begitu luas. Air laut dimana-mana hingga
mencapai cakrawala. Alhamdulillah, langit pun waktu itu sedang cerah. Awan pun
tak terlalu banyak, sehingga pemandangan sekitar pun bertambah indah. Sinar
mentari memantul di permukaan air, seolah-olah laut pun tampak berkunang dan
bergelimang.
Tentu, saya dan teman-teman tidak
melewatkan kesempatan ini untuk mengambil swafoto, pemandangan sekitar, serta
eksterior kapal yang kalau menurut anak zaman sekarang, bersifat aesthetic. Selain itu, sebenarnya, ada
satu hal yang ingin sekali saya lakukan sejak pertama kali menginjakkan kaki di
Koarmatim ini. Yaitu foto bersama tentara Angkatan Laut yang berada disana. Tetapi,
saya malu dan merasa tidak berani tapi timbul juga perasaan kalau saya tidak
lakukan hal tersebut, saya akan menyesal. Untung, waktu itu ada ibu guru
pendamping (Ibu Riri) yang sedang berdiri di dekat beberapa personil Angkatan
Laut, saya pun langsung memberitahu Ibu Riri bahwa saya ingin foto dengan
beberapa personil tadi dan akhirnya terpenuhi juga keinginan saya.
Selesai menelusuri kapal perang
tersebut, KRI Teluk Penyu namanya. Kami seangkatan diarahkan oleh para personil
Angkatan Laut menuju monumen “Jalasveva Jayamahe” atau yang lebih dikenal
dengan nama Monjaya. Sesampainya disana, saya pun berhasil dibuat kagum dengan
betapa besarnya monument tersebut. Patungnya sendiri memiliki tinggi sebesar 30
meter. Jika ditambah dengan gedung yang berada persis dibawahnya, maka monument
ini menjulang tinggi, dengan ketinggian hampir 60 meter.
Menurut personil setempat, monumen ini
mulai dibangun tahun 1990 dan selesai 3 tahun kemudian. Patung ini menggambarkan
seorang perwira TNI menengah Angkatan Laut
berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan,
yang sedang menatap ke arah laut. Selain sebagai monumen, Monjaya juga
difungsikan sebagai mercusuar bagi kapal-kapal yang ada di laut sekitar.
Disekitaran monumen, terdapat juga gong raksasa yang beratnya mencapai 2,2 Ton
dengan diameter sebesar 5 meter. Gong ini dinamakan “Kiai Tentremyang” yang
hanya akan dibunyikan saat merayakan kelulusan Taruna AAL (Akademi Angkatan
Laut).
Kami seangkatan diarahkan masuk ke
dalam monumen setelah selesai melihat-lihat. Sesampainya di dalam, sudah
terdapat layar beserta mesin proyektor, siap menanti kami. Ternyata, para
personil Koarmatim, akan menayangkan beberapa cuplikan video latihan perang
TNI. Cuplikan-cuplikan tersebut menayangkan anggota Angkatan Laut yang sedang
mempersenjatai ALUTSISTA KRI dengan torpedo-torpedo. Ada juga yang menampilkan
beberapa anggota Angkatan Darat yang sedang merangkak dan membawa ransel yang
katanya beratnya hingga 1,5 kg, melewati lebatnya hutan hujan.
Penayangan berlangsung selama kurang
lebih 15 menit. Setelah menyaksikan film tersebut, para siswa pun digiring
keluar ke halaman depan Monjaya. Saya dan teman-teman seangkatan disuruh untuk
duduk di tangga depan, dikarenakan akan diadakan foto bersama, dengan Monjaya
sebagai latar foto nya. Setelah selesai foto bersama, saya melihat di kiri saya
bahwa terdapat KRI yang kelihatannya baru saja berlabuh. Saya pun meminta teman
saya untuk mengambil foto saya dengan kapal tersebut sebagai latarnya.
Sekian sudah saya ceritakan semua yang
saya alami selama mengunjungi Koarmatim. Terima kasih.
Sangat bagus dan bermanfaat karena menambah wawasan pembaca seputar Koarmatim. Pemilihan dan penulisan kata juga dilakukan dengan baik. Mungkin dapat dicantumkan foto-foto KRI seperti yang telah disebutkan. Terima Kasih!:) -Thalla Athaya, SMAN 65 Jakarta
BalasHapusLuar biasa dek Rona, sangat memberikan informasi dan inspirasi kepada pembaca. Semoga tulisan ini bisa dinikmati khalayak ramai.
BalasHapusPenggunaan bahasanya bagus dan sangat informatif, sangat mendetil. Lanjutkan rona
BalasHapus