Utari Kusumawardhani - Selamat Pagi, Murid dan Pengusaha

Pada tanggal 22-27 Januari 2018 kemarin, angkatan Heksadraga melaksanakan studi lapangan ke Jawa Timur selama 6 hari. Di sana, tak hanya kami mendapat banyak pengetahuan baru, kami juga mengunjungi tempat-tempat menarik. Salah satunya adalah yang akan saya ceritakan berikut ini.
Hari keempat studi lapangan yakni hari Kamis, kami mengunjungi SMA Selamat Pagi Indonesia di Malang. Ekspektasi saat itu sebenarnya tidak terlalu tinggi, karena sebagian besar dari kami belum pernah mendengar nama sekolah tersebut. Saat sampai di tujuan, kami terheran-heran, sebab yang dikatakan “sekolah” tersebut tidak terlihat seperti sekolah sama sekali, namun lebih seperti taman bermain.
Saat masuk, kami disambut oleh murid-murid yang memakai baju adat yang berbeda dan meriah. Lalu kami digiring ke semacam teater di Transformer Center. Di sana, kepala sekolah memberikan sambutan dan bercerita mengenai asal mula SMA Selamat Pagi Indonesia. Anak-anak disana kebanyakan adalah yatim piatu. Mereka awalnya ditarik hanya untuk diberi ilmu lalu dipulangkan kembali. Namun, saat mereka lulus, mereka malah tidak mau pulang dan ingin tetap tinggal di SMA tersebut. Kepala sekolah saat itu yaitu Julianto akhirnya memberikan mereka modal untuk mengawali bisnis. Mereka akhirnya membuat keripik pisang dibalut cokelat yang menjadi produk pertama mereka, Choco Banana.
Dari itu, mereka pun membangun sedikit demi sedikit bisnis mereka. Ekspektasi yang awalnya hanya untung beberapa ratus juta, ternyata mereka dapat mengumpulkan laba hingga 25 miliar rupiah. Mereka akhirnya mengembangkan berbagai produk dan mendapatkan banyak sponsor, dan sekarang menjadi murid sekaligus entrepreneur yang sukses. Sekarang, bisnis yang mereka kelola terdiri dari banyak divisi, seperti produksi, hidroponik, restoran, engineering, hotel, tour, marketing, operasional, dan customer service. Masing-masing murid boleh memilih divisinya sendiri dan fokus di bidang tersebut, namun diperbolehkan pula membantu divisi-divisi lain.
Setelah sambutan kepala sekolah selesai, kami digiring ke tempat pertunjukan. Seraya duduk di tribun, terlihat murid-murid yang berlalu lalang menjajakan produk mereka. Pertunjukan pun dimulai. Seorang anak keluar dengan memakai kostum mirip Ir. Soekarno. Ia mengucapkan kata-kata pidato persatuan Indonesia. Lalu beberapa anak dengan pakaian khas 6 agama di Indonesia satu-persatu keluar diiringi ucapan/nyanyian khas agama masing-masing. Kemudian ada seorang anak berpakaian khas bali yang membawa bendera dan mengibarkannya sementara yang lain melakukan tarian; ada pula yang melakukan atraksi seperti salto.
Pertunjukan pun terus berlanjut. Serangkaian tarian dan atraksi dari berbagai macam daerah ditampilkan satu-persatu. Mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Setelah selesai, semua pemain keluar dan memerankan atraksi persatuan. Setelah penampilan tersebut, per 2 kelas diperbolehkan foto bersama dengan pemain. Setelah itu, kita berbaris per kelas dan mendapat guide untuk tour di area sekolah.
Kelinci di Taman Kelinci
Saat tour, yang kami kunjungi adalah toko souvenir, tempat anak-anak menjual berbagai produk seperti Choco Banana, Choco Sticks, Cheese Sticks dan lain-lain dengan rasa yang bervariasi. Selain makanan, mereka juga menjajakan produk lain yakni mainan sampai perhiasan. Setelah toko, kami pergi ke area amusement park. Di sana ada permainan untuk menguji fisik seperti di TV show American Ninja Warrior, di sana kita dapat melompat dan bergelantungan. Ada juga berbagai taman hewan, seperti taman kelinci yang didekorasi dengan kendang lucu berbentuk bangunan terkenal dunia. Kelinci di sana sehat dan dirawat dengan baik. Kita juga diperbolehkan menggendong dan berfoto dengan mereka. Selain taman kelinci ada juga taman burung, di mana banyak burung dara yang dipelihara dan beterbangan dengan bebas karena area kendang yang luas.
Kami juga mengunjungi hotel, di mana pengunjung dapat menginap dan menyaksikan berbagai atraksi lain seperti night show dan melihat proses belajar di sekolah tersebut. Biasanya banyak keluarga yang datang pada musim liburan untuk menginap. Setelah berkeliling, para laki-laki pun pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Saya bersama teman-teman perempuan pergi ke Transformer Center untuk makan siang. Setelah makan, kami keluar untuk menjelajah lebih jauh dan pergi ke tempat produksi. Di sana, kami melihat proses produksi Choco Banana, mulai dari persiapan bahan baku sampai pengemasan.
Di dekat amusement park, ada green house besar. Kami pun masuk dan melihat-lihat didampingi murid di divisi hidroponik, Kak Ayu. Ia menjelaskan bahwa hidroponik baru dimulai tahun 2017 lalu dan mereka menjualnya ke supermarket setempat. Yang ditanam antara lain sawi, tomat ceri dan stroberi. Kak Ayu juga bercerita bagaimana ia bersekolah di sana. Ia berasal dari perbatasan Malaysia dan Indonesia di Kalimantan, dan suatu hari ia dikontak oleh perwakilan dari SMA Selamat Pagi Indonesia. Ia pun dijemput dan datang ke sekolah ini. Sejak itu, ia mengurus berbagai hal di berbagai divisi dan bertemu banyak teman. Ia bahkan berkenalan dengan pengunjung dan bertukar kontak. Mereka masih saling mengobrol sampai sekarang, bahkan mengirimkan hadiah. Setelah itu, ia mengajak kami ke tempat pengelolaan tomat. Kami mencicipi salad tomat segar dengan saus buatan sendiri serta sharing lebih lanjut. Karena waktu sudah habis, kami berfoto dan bertukar kontak serta berjanji untuk tetap berhubungan satu sama lain.
Waktu telah habis dan akhirnya kami berlarian kembali ke bus. Capek memang, namun pengalaman berkunjung ke SMA Selamat Pagi Indonesia sangat berharga dan membuka wawasan saya tentang bagaimana usaha dapat dijalankan sambil belajar dengan semua orang bekerja sama; tak heran SMA ini disorot oleh banyak orang karena kemampuannya untuk melakukan hal tersebut dengan stabil. Semoga SMA Selamat Pagi Indonesia semakin mendapat perhatian publik dan menjadi contoh untuk sekolah-sekolah lain. Sekian cerita dari saya, semoga pembaca menjadi lebih tertarik kepada SMA hebat ini, ya!

Komentar

Postingan Populer