BERLIAN PUTRI L - SELAMAT PAGI DARI MALANG
Pada
tanggal 22-27 Januari 2018, saya bersama rombongan angkatan Heksadraga
berjumlah kurang kebih 250 orang
berangkat ke Surabaya.
Hal yang paling berkesan selama
studi lapangan adalah pada hari ke tiga di Malang. Ketika saya dan rombongan
SMA Labschool Kebayoran mendatangi SMA Selamat Pagi Indonesia, Batu, Malang,
Jawa Timur. SMA Selamat Pagi Indonesia adalah sekolah yang didirikan oleh Pak Julianto
Eka Putra. SMA Selamat Pagi Indonesia adalah sekolah yang mengajarkan pendidikan
entrepreneur (berwirausaha), yaitu sekolah yang mendidik muridnya untuk
berbisnis dan membuat produk sendiri. Untuk masuk ke sekolah SMA Selamat Pagi
Indonesia, murid-murid mendaftar dengan menggunakan syarat yang berbeda dari
sekolah pada biasanya. Begitu sampai, kami disambut baik oleh teman-teman dan
Kepala Sekolah dari SMA Selamat Pagi Indonesia di Batu, Malang. Saat masuk ke
area SMA Selamat Pagi, saya tidak menyangka ternyata sangat bagus dan unik dari
area sekolah pada biasanya. Saat kami dikumpulkan di suatu Aula dan
mendengarkan Kepala Sekolah yang menceritakan tentang kegiatan dan prestasi
Non-Akademik dari murid-murid SMA tersebut. Ketika saya mendengarkan hasil
pekerjaan mereka yang melebihi target saya sangat bangga dengan mereka. SMA
Selamat Pagi belajar dan mendidik muridnya dengan kurikulum yang berbeda,
dimana mereka belajar akademik seperti biasa tetapi disamping itu mereka juga berbisnis
untuk membiayai hidup mereka. Mereka disini terbagi menjadi beberapa divisi.
Divisi-divisinya adalah Divisi Perhotelan, Divisi Teater, Divisi Produk
Makanan, Divisi Hewan, Divisi Ternak, dll. Setelah dari aula kami menuju ke
Theater of Dream, disini kami menyaksikan penampilan mereka dan ternyata wuhuu
keren sekali. Ternyata, properti yang digunakan untuk penampilan mereka di
teater adalah hasil karya tangan mereka sendiri. Mulai dari settingan music, lighting,
dan sound dengan tangan mereka sendiri yang belajar secara otodidak. Mereka
menampilkan tentang Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, ras, agama, dan
kebudayaan tetapi tetap bersatu. Mereka juga sering menampilkan tema – tema
lainnya Ternyata mereka juga telah tampil di Istora Senayan. Setelah itu, kami
dibagikan kelompok lalu berkeliling melihat area di sekitar SMA Selamat Pagi
yang sangat luas dan juga ke hotel yang mereka kelola bersama. Kami diajak ke
market SMA Selamat Pagi Indonesia yaitu tempat dimana mereka menjualkan hasil-hasil
produknya. Seperti choco banana, kripik - kripik, cheese stick, cemilan –
cemilan lainnya. Ada juga mainan, kaos, dan buku karya mereka. Disini saya
sempat berbicara dengan salah satu murid
SMA Selamat Pagi Indonesia. Saya bertanya tentang produk dan tahap - tahap
masuk ke sekolah ini. Lalu, kami melihat chef yang merupakan murid dari SMA Selamat
Pagi Indonesia memasak jamur tumis, yang bumbunya merupakan hasil produk mereka
sendiri. Setelah itu kami makan siang dan sambil menunggu sholat jum’at kami berkeliling
lagi untuk berfoto - foto. Di SMA Selamat Pagi Indonesia, mereka memiliki
tempat khusus hewan untuk diternak. Mulai dari ayam, bebek, kambing, burung
puyuh, dan kelinci. Di sana juga
terdapat kolam yang berisikan ikan Lele.
Setelah itu kami menuju ke Museum
Angkut yang jaraknya tidak terlalu jauh dari SMA Selamat Pagi Indonesia. Begitu
saya sampai dan masuk ke Museum Angkut cuacanya hujan, tetapi kami (saya dan
beberapa teman) tetap melanjutkan jalan agar bisa tetap melihat-lihat koleksi
dari Museum Angkut. Tidak lama, hujan pun berhenti kami bergegas keluar gedung
untuk melanjutkan jalan. Tetapi, hujan pun datang kembali. Kami pun berteduh di
suatu café, sambil menunggu hujan kami membeli jajanan. Setelah kira-kira 30
menit hujan pun berhenti lalu kami melanjutkan untuk berfoto-foto. Saat pukul
16.20 WIB saya baru ingat bahwa kami harus segera ke restaurant. Tetapi,
teman-teman saya pun lupa apabila rombongan kami harus duluan. Kami pun lari –
larian kembali ke gedung sebelumnya. Lalu teman yang sudah di bus pun menelfon
saya. Hingga, kita sampai di pintu masuk
dan ternyata kami pun salah jalan. Ujian apalagi ini sudah menerobos hujan,
lari-larian, salah jalan pula. Kami pun kembali lari-larian untuk mengambil
jalan exit. Dan ternyataaa.... pintu keluarnya adalah dekat café yang
sebelumnya. Walaupun super panik, kita
pun tetap melanjutkan lari-larian walaupun hujan untuk menuju ke bis. Sampai di
bis Pak Joko pun tertawa, hehe. Lalu kami menuju ke restaurant untuk makan yang
jaraknya dekat sekali dari Museum Angkut. Sampai restaurant saya dan
teman-teman ganti pakaian dan makan, agar tidak lapar saat melanjutkan
aktivitas selanjutnya. Selanjutnya kami
menuju ke BNS (Batu Night Spectacular) setelah isya.
Saat sampai di Batu Night
Spectacular, kami pun langsung membeli tiket untuk segera menikmati wahana di
BNS. Wahana yang kami (saya, astrid, naura, abel, lala, malika, marsha) coba pertama adalah gravitron. Gravitron
adalah wahana yang berbentuk seperti piring terbang dan didalamnya
diputar-putar 180 derajat. Lalu kami menikmati wahana selanjutnya yaitu
Kora-kora. Kora-kora ini berupa kapal yang di ayun-ayunkan, wahana ini
menampung 16 orang. Selanjutnya kami berkeliling lagi lalu menikmati wahana
sepeda terbang. Pada sepeda terbang ini, kami sangat menikmati. Karena kami
bisa melihat pemandangan BNS dari atas tetapi, pada saat kami menaiki wahana
ini cuacanya sangat berkabut dan agak gerimis.sebnarnya banyak sekali wahana
yang bisa dinaiki di BNS ini. Setelah menikmati wahana-wahana di Batu Night
Spectacular kami bergegas menuju bis karena waktu menunjukkan pukul 22.00 lalu
sesampainya di bis kami menunggu teman-teman yang belum datang. Setelah
beberapa menit bis nya pun kembali berjalan menuju hotel. Sesampainya di hotel
bersih diri lalu tidur. Keesokan paginya kami menuju ke tempat sarapan pukul
07.00 setalah sarapan kami pun segera menuju ke kamar hotel dengan berjalan
kaki, tetapi saat berjalan tiba-tiba lala menanyakan kartu kamar yang dia bawa,
kami pun mencarinya dan ternyata ketinggalan di meja tempat sarapan tadi,
sehingga kita pun menuju receptionist agar kamar kami segera dibukakan.
Komentar
Posting Komentar